Sabtu, 26 Februari 2011

Palembang from above

Can you see Ampera Bridge...?

AMPERA BRIDGE


Ampera bridge is the famous landmark of the Palembang city. It connects Seberang Ulu and Seberang Ilir, two regions of Palembang (wikipedia). This bridge across the musi river which is also the landmark of the city.

When I was in Palembang, the area under the bridge is very dirty and muddy. Government has not set up this area. This area was very dangerous, everyone was afraid to come here. But that was before, now this area is became a place where peoples togather here to relaxing and enjoying the view of Ampera bridge and the fresh breeze from muddy river Musi. People called this area 'Benteng Kuto Besak' area because in front of the river there is a big fort which is build at the time of Palembang sultanate in a war againts VOC.

behind us is 'benteng kuto besak'

me in front of Ampera Bridge
in front of muddy river

Please come to Palembang and enjoy the view here...

Museum Sultan Mahmud Badarudin

Berjalan-jalan ke museum belum menjadi budaya bagi kita, orang Indonesia. Padahal dengan melihat museum maka kita dapat mengetahui dan belajar tentang sejarah suatu negara. Biasanya nih kalau kita melancong ke suatu daerah atau negara maka yang kita (orang Indonesia) cari adalah tempat-tempat shopping bahkan kita tahan berpegal-pegal kaki sampe mau patah di tempat shopping seperti yang aku alami di Mustapha Center di Singapore :(

Sebenarnya aku lebih suka ke tempat-tempat wisata yang unik misalnya ke candi, kuil, keraton, istana, mblusuk-mblusuk ke pasar tradisionil, mencari makanan khas daerah atau ke museum. Masalahnya kalau kita pergi dengan travel atau beramai-ramai maka kita harus kompromi dengan tujuan mereka...susah juga ya..

Nah ketika aku mudik ke Palembang beberapa waktu yang lalu, karena sudah bertahun-tahun gak mudik aku seperti turis lokal jalan-jalannya ke kelenteng, pasar, jembatan ampera, dan ke museum...museum ?...iya namanya museum Sultan Mahmud Badarudin II. Dari kecil tinggal di Palembang baru tahu ada museum itu..maklum dulu di daerah itu kumuh dan becek tapi sekarang bersih dan tertata rapih. Di Museum ini bisa kita lihat diorama perang Palembang walaupun sedikit, ada senajata-senjata peninggalan jaman perang, baju-baju daerah, alat tenun, alat masak, pecah belah antik, alat musik antik bahkan beberapa prasasti dan arca juga ada

cantik bukan warna-warni pelaminan dan kamar pengantin khas Palembang yang dominan dengan warna merah dan emas

Pintu antik penuh dengan ukiran dan berwarna emas

Aku sangat suka dengan peralatan pecah belah antik yang biasa dipakai untuk jamuan makan secara lesehan di acara selametan
semua serba antik...
alat musik juga ada walaupun tempatnya paling belakang dan ruangannya spooky..
prasasti

yessss...ketemu Ganesha...

di sini mereka belajar sejarah

Karena belum museum minded jadi pemerintah juga kurang perhatian dengan keberadaan museum seperti isi museum seadanya, gak ada ac padahal untuk kota palembang yang panas penting sekali sangat kurang nyaman melihat-lihat dengan keringat mengucur...

Sudahkah kita mengajak anak mengunjungi museum atau lebih baik ke mall...

Jumat, 18 Februari 2011

Pasar cinde Palembang


Pasar cinde ini terletak di tempat paling strategis yaitu di tengah kota Palembang. Dulu aku suka banget kalau diajak alm.mamak (my mom) ke sini karena banyak jajanan apalagi kalau pas puasa. Pasar cinde ini disebut juga pasar orang elit karena harga2nya agak mahal dari pasar lain, dan memang kita suka ketemu dengan teman-teman ibuku yang istri-istri pejabat gitu. Kemarin waktu aku pulang ke Palembang, Pasar Cinde adalah salah satu obyek foto aku dan agak kaget juga karena tidak ada perubahan sama sekali persis puluhan tahun yang lalu...apa emang pasar gitu ya sampai yang jual kue-kue tempatnya di situ-situ juga gak berubah...jadi merasa tersedot ke mesin waktu deh...
karena datang pas shincia jadi banyak jual jeruk shincia yang rasanya maniiss

Karena aku penggemar pepaya sudah pasti bidikan di arahkan ke pepaya yang gendut-gendut dan menggairahkan...buat yang gak suka pepaya seumur-umur anda rugi :)
Pedagang ayam kampung

Pedagang kopi giling yang nyelip di bawah kolong tangga kayaknya dulu juga udah ada atau ini generasi ke dua dari dinasti tukang kopi ya :)

Di lantai atas banyak penjahit baju

surga bagi yang gila ikan..lihat ikannya segar-segar ya..sesuatu yang jarang aku lihat di pasar-pasar kota Bandung karena mereka gak punya sungai kali ya..

MMMhhh...mau diapain nih ikan..balado? di pindang? atau di buat pempek

Di pasar cinde juga surga bagi yang suka bikin pempek karena ikannya (belida/tenggiri) sudah digiling tinggal di beli dan bersih dijamin bukan ikan yang gak laku dijual kayak yang pernah aku beli di Pasar tardisional di Bandung...

Penjual kue-kue ini dari dulu tetap di sini gak kemana-mana dan kue-kuenya pun gak berubah apem pinky itu kesukaan aku dari kecil selain..talam asin..atau gandus

ini loyang2 kue maksubah dan bolu kojo/lapis fresh from the oven...

just like an old days...

Rabu, 16 Februari 2011

incense and altar

This posting is to celebrate The chinese new year. This year in chinese calender is represented by rabbit...This photos were taken at chinese temple in Palembang, I love the red color of the incense which is very contrast with the color of the wood altar.




the temple is very beautiful, colorful and dragonful...unfortunately when I was taking these photos rain fell like a flood from the sky...but chinese people believe that rain in new year's day was blessing. so rabbit hug everyone!!



Happy Lunar year...