yang tersisa di Braga Festival

Ini foto2 waktu ada Braga Festival di Bandung...

Braga juga terkenal dengan street painting...very classic and colorfull

The street food...Kerak telor...jajanan Betawi

ketan bakar

Bunda dan Emir jalan-jalan

Bunda paling senang kalau jalan2 berdua sama Emir walaupun harus siap mampir di toko mainan dulu buat beli robot...suatu hari waktu jalan di mall bunda harus ke salon dulu buat cuci rambut dan karena rambut emir udah gondrong sekalian deh ikutan....
kayaknya Emir sangat menikmati di cuci rambut di salon...
Kalau ke mall Si ayah jarang ikut soalnya suka terburu-buru jadi gak santai...maaf ya ayah kami mau cuci mata dulu...

gosip artis

Seorang teman pernah berkata gosip itu gak boleh kecuali ngegosipin artis...hehehehe hayooo ngaku aja kalau lagi gosip artis kita saling mengerahkan 'pengetahuan' tentang artis tersebut yang kita kuping dari infoteimen atau mbaca dari tabloid gosip waktu nunggu di dokter gigi...saking bingungnya sampe campur aduk antar artis... lebih 'buas' lebih seneng orang dengerin kita...kok kayak tukang obat yak.

Sebenarnya aku suka males ngikutin gosip artis selain masalah waktu aku juga berlangganan TV kabel jadi jarang nonton tuh infotemen, sinetron dsb...lebih sering nonton 'kartun tanpa iklan' istilah emir buat TV kabel...biasanya gosip artis aku denger selintas wajah jadi kalau ada artis ini kawin atau artis itu cerai setelah berapa berhari2 baru ngeh...oooo gitu yaaa. Si 'pembisik' itu mak Enung yang suka ujug-ujug ngasih tau...bun si eta kan cerai sama suaminya...ato bun kasian deh udah hamil tapi gak di aku sama suaminya...wadooooh si eta teh siapaaa nung...!qiqiqiqiii

Beberapa hari yang lalu aku di buat kesel sama berita yang gak penting amat dari sebuah infoteimen sore tentang arteeis-arteeis yang membeli mobil mewah dan apartemen mewah dan ditunjuk2kan pula ke rakyat Indonesia yang saat ini sedang di landa banyak musibah seperti banjir dan beras mahal (aku anggap musibah)...gak habis pikir dan gak ngerti udelnya dibuat dari apa sih pamer mobil mewah built up (bentley) seharga (yak harganya disebutin) hampir dua milyar dan apartemen -yang-gak-mau-di-sebut-harganya- pokoknya- seharga- apartemen- tiga- kamar- di daerah muaahall di Jakarta...beuh

Artis juga manusia, kadang-kadang kasihan juga ya kehidupan pribadinya di ketahui masyarakat luas dari yang membanggakan sampai yang memalukan anak cucu...dan infoteimen dengan kejam menelan bulat-bulat berita bahkan wartawannya pun tanpa etika memberitakan dengan alasan artis itu public figure jadi masyarakat berhak tahu...lho, yang sebelnya para presenter infoteimennya ikut komentar dengan gaya sinis dan seolah-olah dia lebih baik dari si artis...emang sih kadang-kadang juga si artis (artis yang sudah lama gak muncul) membuat ulah biar di gosipin sehingga terkenal baik sisi negatifnya maupun sisi positifnya, atau untuk mendongkrak filemnya atau album barunya...norak tauuu.

Walaupun tetap sebal sama gosip artis...aku gak anti juga sih...apalagi kalau yang digosipin itu sisi positifnya seperti sisi sosialnya (biarin deh kalau orang bilang itu juga buat cari popularitas) atau kepinterannya...kalau ini aku salut sama bintang2 muda yang tetap sekolah dan pintar, sekolah nomor satu...hubungan keluarganya...tetap makan di pinggir jalan...tetap sederhana... jangan salah loh sebagai artis juga harus mempunyai tanggung jawab moral karena mereka sebagai public figure yang selalu di sorot, akan banyak orang yang meniru (mau gak mau) gaya hidup mereka terutama anak-anak muda...jangan heran kalau sampai ada ucapan 'emang artis gak bisa di jadiin contoh' keluar dari masyarakat ketika melihat berita artis yang narkoba atau kawin cerai...mau setuju atau tidak andalah yang mengisi hari-hari kami melalui siaran tv, andalah yang mengisi hari-hari anak2 kami, pembantu kami, teman,mertua...jadi anda menghantui kami jadi jangan salahkan kami kalau kami berkumpul anda menjadi topik menarik untuk digosipin... maafkan kami ya membuat telingamu berdenging setiap hari, soalnya jutaan rakyat Indonesia saat ini sedang menggosipi anda...maaf..maaf...

perlu gak perlu

Perlu gak perlu...kata-kata itu sering kita gunakan untuk membeli suatu barang (biasanya) mahal dan sebenarnya belum butuh...tapi ada faktor X (racun) yang mempengaruhi kita untuk akhirnya membeli dan biasanya setelah beli ada rasa menyesal karena ternyata barang tersebut belum diperlukan, juga ada rasa bangga karena kita berhasil mendapat barang tersebut karena diperlukan sebagai alat pengakuan bahwa kita mengikuti jaman...

Oneday aku jalan2 ke mall dan ketika antri di Sour Sally, ada empat ABG di depan plus sang emak yang antri di depan aku...semuanya memegang BB busyeeettt dah...semuanya asyik banget ngutak-ngutik dan cuma saling noleh sedikit2 waktu mesen aja. Adalah suatu pemandangan yang biasa kalau ada yang jalan tapi bukannya ngeliat ke depan tapi nunduk sibuk dengan BB nya...maniak atau kampungan atau emang penting banget yak...punya BB..


Nah akhir-akhir ini nih banyak faktor X yang menyuruh aku untuk beli si biang 'autis' yaitu BB karena di keluargaku udah banyak yang punya getoohhh...tapi setelah dipikirin lagi dan menimbang perlu gak perlunya (ini perlu apalagi kalo pas bokek) aku pake hp biasa aja jarang ada yang nelpon lha kalo gitu untuk apa beli BB mending beli kamera DSLR yang aku idam-idamkan dan kalao make timbangan perlu gak perlu sih kayaknya berat ke perlu...secara aku lagi maniak photography jadi salah satu alat penunjang kan kamera ya gak (pembenaran)


Intinya aku nulis ini adalah belilah barang sesuai kebutuhan...hah! gitu doang...

self assessment...ohhh common...!!!

Terus terang ya...aku sudah beberapa kali mengikuti psikotest atau self assessment atau semacam itu lah dan yang aku rasakan...I failed!! lho kok gitu...karena test-test tersebut digunakan perusahaan tempatku kerja untuk menempatkan pegawai-pegawai ke jabatan yang lebih tinggi atau istilahnya promosi...nah kalau aku gak naik2 jabatan kan berarti aku selalu gagal dalam tes tersebut...masuk akal juga seeehhh...

Nah yang gak masuk akalnya kalau perusahaan memakai sistem tes tersebut maka orang yang mempunyai kemampuan atau pengalaman bisa jadi akan selalu tersingkirkan karena tes tersebut dan akibatnya mereka akan menjadi pegawai-pegawai senior yang dianggap 'bodoh' dan gak akan maju-maju. Sedihnya untuk yang senior2 ini tetap ada sistem 'anak mas' penentu jabatan jadi kalo nama elo sudah membuat catatan buruk jangan harap dah...apa lagi kalo hasil tes jelek.

Yang paling aku benci dari tes ini adalah yang berbentuk hitung2an apalagi kalau bacaannya begini nih...jika di sebuah kandang terdapat bla bla maka hitung jumlah bla bla atau jika umur ayah bla bla maka berapakah umur anak bla bla...sumpah deh aku membutuhkan sehari penuh untuk memecahkan soal tersebut bukan dalam hitungan menit...beuh.

Yang paling aku benci ke dua adalah wawancara karena di dalam wawancara yang kalau di jumlah jamleh hanya setengah jam tersebut para psikolog tersebut langsung bisa ngambil kesimpulan orang seperti apakah kita dan menilai bahwa ni orang gak cucok jadi pejabat seumur idupnya...karena setelah wawancara aku penasaran menggoogle trik2 psikotes dan langsung panas dingin karena semua bertolak belakang dengan cara menjawab wawancaraku...dan ada satu lagi yang menohok (gilee bahasanya) ulu hati ternyata kita gak boleh bertanya sepanjang wawancara sementara aku melakukan hal tersebut di saat terakhir wawancara dan orang tersebut berkata 'ya kayaknya saudara cocok jadi kepala kantor kas bla bla' dan aku dengan sotoy menjawab 'kenapa' ow..ow..BIG NO NO saudara-saudara pantesan beliow agak tertegun tapi kan I'm only asking...maksud aku kok bisa dia ngambil kesimpulan itu...

Tapi sebenarnya ada juga yang aku gak ngerti...setelah dapet bocoran kalau nilai yang mengikuti tes dari kantorku itu jelek2 tapi mereka kok teteup pada naik yak sementara aku gak...ya sutra lah aku jadi inget kata2 bossku yang lama 'kalau Allah sudah menghendaki tidak ada yang menghalangi' I hope that too sir...